Maryam bingung melihat tingkah kakaknya yang demikian. Sejurus kemudian, gadis manis itu berkata, “Nggak. Acaranya bagus…”
“Bagus apaan? Jelek gitu?!”
“Kenapa sih? Nggak ikut nonton aja komentar. Berisik tauk?!”
Ryan semakin kalap. Direbutnya remote control tivi dari tangan adik satu-satunya itu. Sementara Maryam tak mau kalah. Ia mempertahankan sekuat tenaga remote control itu dari gerayahan tangan kakak satu-satunya itu. Terjadilah aksi rebutan. Tak ada yang menang atau kalah, karena kemudian remote control itu jatuh, dan pecah. Prakkk…
Keduanya terbengong-bengong.
Maryam yang langsung angkat bicara saking kesalnya, “Tuh kan gara-gara elo sih…”
Ryan mengedikkan bahunya dan berjalan menuju tivi, berniat memindah channel tivi secara manual. Namun, kata-kata Maryam menggagalkan niat Ryan. “Elo pindah… gue banting nih laptop lo.” Maryam sudah bersiap pada posisi membanting laptop kesayangan Ryan tersebut. Melihat hal itu, Ryan mendengus kesal, kemudian kembali ke arah Maryam, mengambil laptopnya dari tangannya.
Maryam duduk di sofa yang empuk di ruangan tengah rumahnya, diikuti Ryan yang duduk di sebelahnya. Acara Uya Emang Kuya pun dimulai. Maryam bertanya, “Lo benci banget kayaknya sama ni acara, kenapa?”
Ryan diam. Menarik napas panjang. Dan berkata, “Gue nggak benci sebetulnya, tapi… ck, liat aja!” Ryan membuang mukanya dari wajah tivi yang menampilkan Uya Kuya sebagai host-nya. Dipejamkan matanya, kelebatan ingatan itu pun kembali sempurna… (to be continued)
0 Response to "Ryan Sang Don Juan (1)"
Posting Komentar