Kronik Soekarno yang saya kumpulkan ini merupakan rangkaian dari tulisan sejarah Indonesia yang ada dalam blog ini. Tidak semua kronik Soekarno saya share langsung dalam posting ini. Namun, akan saya bagi dalam beberapa artikel ke depan nantinya. Semoga tulisan ceceran dari sejarah Indonesia ini bermanfaat untuk anda semua. Salam...
6 Juni 1901 : Hari ini Soekarno dilahirkan di Blitar, Jawa Timur. (Cindy Adam, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, YBK dan Medpress, 2007, hlm. 14-15)
10 Juni 1921 : Hari ini Soekarno merampungkan studinya di Hogere Burger School (HBS)—atau setingkat SMA di Surabaya. Dari HBS Soekarno melanjutkan studi di jurusan Insyinyur Sipil Technische Hooge School (THS) atau setingkat Sekolah Tinggi Teknik—sekarang Institut Teknologi Bandung (ITB)—di Bandung, Jawa Barat. (SSB, 290)
19 Juni 1924 : Hari ini, bersama Prawiro Hadjosasmito, Soekarno didaulat masuk dalam jajaran pengurus selaku komisaris. Sekaligus menandai pendirian SR (Sarikat Rakjat), yang rapatnya diadakan di Purwodadi, Jawa Tengah. Undangan rapat disampaikan lewat tulisan, kemudian disebarkan ke seluruh penjuru kota. Lantaran pengumuman memakai bende tidak lagi diperbolehkan oleh asisten residen. Diterangkan ketuanya, Prawoto, SR memiliki tujuan yang berbeda dengan SI putih Tjokroaminoto. Berikut susunan pengurus SR Purwodadi: Ketua Prawoto, Wakil Ketua Soedjandi, Sekretaris Prapto, Bendahara Prawirodihardjo, Komisaris Soekarno dan Prawiro Hardjosasmito. (Sinar Hindia, 21 Juni 1924)
10 Juni 1921 : Hari ini Soekarno merampungkan studinya di Hogere Burger School (HBS)—atau setingkat SMA di Surabaya. Dari HBS Soekarno melanjutkan studi di jurusan Insyinyur Sipil Technische Hooge School (THS) atau setingkat Sekolah Tinggi Teknik—sekarang Institut Teknologi Bandung (ITB)—di Bandung, Jawa Barat. (SSB, 290)
19 Juni 1924 : Hari ini, bersama Prawiro Hadjosasmito, Soekarno didaulat masuk dalam jajaran pengurus selaku komisaris. Sekaligus menandai pendirian SR (Sarikat Rakjat), yang rapatnya diadakan di Purwodadi, Jawa Tengah. Undangan rapat disampaikan lewat tulisan, kemudian disebarkan ke seluruh penjuru kota. Lantaran pengumuman memakai bende tidak lagi diperbolehkan oleh asisten residen. Diterangkan ketuanya, Prawoto, SR memiliki tujuan yang berbeda dengan SI putih Tjokroaminoto. Berikut susunan pengurus SR Purwodadi: Ketua Prawoto, Wakil Ketua Soedjandi, Sekretaris Prapto, Bendahara Prawirodihardjo, Komisaris Soekarno dan Prawiro Hardjosasmito. (Sinar Hindia, 21 Juni 1924)
1926 : Tahun ini Soekarno mendirikan sebuah klub belajar di Bandung bernama Algemeene Studieclub. Tujuannya, hampir mirip dengan Indonesische Studieclub di Surabaya bentukan Dr. Soetomo, ialah untuk menggalang persatan nasional.
1926 : Soekarno menulis artikel bertitel, “Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme”, di majalah Soeloeh Indonesia Moeda. Di mana, artikel itu menyoroti tiga ideologi besar yang tengah berbiak di tengah-tengah masyarakat, terutamanya kaum terpelajar Indonesia. Dalam artikelnya, Soekarno berkeyakinan, tiga ideologi itu mempunyai potensi saling melengkapi, walaupun banyak perbedaan di antaranya. Oleh karena itu, pun ia meyakini, jalan keinsyafan untuk hormat menghormati satu dengan yang lain merupakan jalan menuju “Persatuan jang membawa kita kearah ke-Besaran dan ke-Merdekaan”. (Soeloeh Indonesia Moeda, 1926)
17 Januari 1926 : Hari ini, dalam sebuah rapat propaganda terbuka Algemeene studieclub (kelompok belajar umum) di clubgebouw (gedung pertemuan) Mardi Beksa Irama, Bandung, Jawa Barat, Soekarno dan Anwari didaulat menjadi sekretaris satu dan dua. Rapat propaganda terbuka yang dipimpin Kadmirah Karnadidjaja, dihadiri sekurang-kurangnya 90 orang—wakil dari 18 perhimpunan dan tokoh-tokoh ternama. Tujuannya rapat ini ialah untuk mempersatukan perhimpunan-perhimpunan yang ada, demi meraih satu cita-cita. Berbarengan dengan itu, diadakan pemilihan susunan pengurus baru. Berikut nama-nama pengurus baru itu: Ketua Mr. Iskaq, Wakil Ketua Putuhena, Sekretaris Satu dan Dua Soekarno dan Anwari, dan Bendahara Safioedin. (Hindia Baru, 25 Januari 1926)
1926 : Soekarno menulis artikel bertitel, “Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme”, di majalah Soeloeh Indonesia Moeda. Di mana, artikel itu menyoroti tiga ideologi besar yang tengah berbiak di tengah-tengah masyarakat, terutamanya kaum terpelajar Indonesia. Dalam artikelnya, Soekarno berkeyakinan, tiga ideologi itu mempunyai potensi saling melengkapi, walaupun banyak perbedaan di antaranya. Oleh karena itu, pun ia meyakini, jalan keinsyafan untuk hormat menghormati satu dengan yang lain merupakan jalan menuju “Persatuan jang membawa kita kearah ke-Besaran dan ke-Merdekaan”. (Soeloeh Indonesia Moeda, 1926)
17 Januari 1926 : Hari ini, dalam sebuah rapat propaganda terbuka Algemeene studieclub (kelompok belajar umum) di clubgebouw (gedung pertemuan) Mardi Beksa Irama, Bandung, Jawa Barat, Soekarno dan Anwari didaulat menjadi sekretaris satu dan dua. Rapat propaganda terbuka yang dipimpin Kadmirah Karnadidjaja, dihadiri sekurang-kurangnya 90 orang—wakil dari 18 perhimpunan dan tokoh-tokoh ternama. Tujuannya rapat ini ialah untuk mempersatukan perhimpunan-perhimpunan yang ada, demi meraih satu cita-cita. Berbarengan dengan itu, diadakan pemilihan susunan pengurus baru. Berikut nama-nama pengurus baru itu: Ketua Mr. Iskaq, Wakil Ketua Putuhena, Sekretaris Satu dan Dua Soekarno dan Anwari, dan Bendahara Safioedin. (Hindia Baru, 25 Januari 1926)
Postingan berikutnya, Kronik Soekarno 2 dalam Sejarah Indonesia
0 Response to "[Sejarah Indonesia] Kronik Soekarno 1"
Posting Komentar