Suatu malam, seorang wanita sedang menunggui jadwal terbang di Bandara Soekarno-Hatta. Untuk membuang waktu, dia membeli buku dan sekantong kue. Sambil duduk santai, wanita itu membaca buku sambil memakan kuenya. Di sebelahnya duduk pula seorang laki-laki yang sedang menunggu jadwal terbangnya.
Di tengah-tengah keasyikannya, seorang laki-laki yang duduk di sebelahnya berani betul mengambil
satu dua kue yang berada di antara mereka. Wanita tersebut mencoba mengabaikan hal tersebut supaya tidak terjadi keributan. Dia membaca, mengunyah kue, dan melihat jam.
Sementara si pencuri kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Wanita itu makin kesal, dan berpikir. 'Kalau bukan orang baik sudah aku tonjok dia!' Setiap ia mengambil satu kue, laki-laki pencuri juga mengambil satu.
Laki-laki pencuri tersebut tampak sangat cuek dan tenang terhadap sikap si wanita, yang kelihatannya sudah sangat terganggu. Ketika kue hanya tersisa satu, wanita itu bertanya-tanya apa yang akan dilakukan laki-laki pencuri itu. Sambil senyum dan sedikit gugup, laki-laki pencuri itu mengambil kue terakhir. Lalu, membagi dua. Laki-laki pencuri kue itu menawarkan setengah kue yang telah dibaginya. Sementara dia memakan setengahnya lagi.
Si wanita yang sudah keki betul itu pun merebut kue itu. Dia menggumam, 'Ya ampun, orang ini berani betul! Sudah makan kue orang, malah menawarkan setengah sisa kue. Dasar tidak terima kasih!' Wanita itu menghela napas lega ketika penerbangannya diumumkan. Setelah mengumpulkan barang-barang miliknya, dia menuju pintu gerbang.
Menolak untuk menoleh pada si pencuri tak tahu terima kasih, wanita itu naik pesawat dan duduk di kursinya. Lalu, mencari buku yang hampir selesai dibacanya. Saat merogoh tasnya, dia menahan napas. Kaget. Di situ ada kantong kuenya, di depan matanya.
'Kok, kueku ada di sini?' gumamnya dengan patah hati.
Jadi, kue tadi adalah miliknya dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih dan dialah pencuri kue itu.
***
Pesan:
Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata sendiri. Bahkan, tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya. Orang lain selalu salah. Orang lain patut disingkirkan. Orang lain tak tahu diri. Orang lain berdosa. Orang lain selalu bikin masalah. Orang lain pantas diberi pelajaran.
Padahal kita sendiri yang mencuri kue tadi, padahal kita sendiri yang tidak tahu terimakasih. Kita sering memengaruhi, mengomentari, mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.
Melihat kesalahan orang lain itu sanggat mudah, tapi kesalahan kita sebesar apapun kita tak pernah kelihatan, banyak-banyaklah intropeksi diri sendiri supaya bisa lebih baik lagi. Kadang kita tak bisa melihat kebaikan orang lain karena kita menutup sebelah mata terlebih dahulu.[]
0 Response to "Kisah Inspirasi: Pencuri Kue"
Posting Komentar